Jumat, 14 Juni 2013

1st Day Story in Singapore (d’norak story..)




Epilog :
Seperti biasa, this is the telat story, udah out of date euphoria nya..
Atau, this is the norak story.. dibilang norak, karna toh, banyak orang yang melakukan perjalanan lebih jauh, lebih sering, lebih seru, lebih fantastis, tapi ga se norak ini, pake ditulis dan dipublikasikan.
Atau, boleh jadi, this is the ngampok  bin langgok story, tapi jujur, ga ada niat. Hanya ingin menceritakan pengalaman (yang menurut penulis, entah menurut pembaca) spektakuler..
Dan bila suatu saat, cerita ini terlupa dalam ingatan, dalam kenangan, masih ada cerita yang tersisa di sini…
Ok, lets begin the story… J

Hari pertama, seperti biasa, adalah hari yang euphoria nya amat sangat terasa, full of energy, cant stop smiling and laughing.. :D
Pesawat  tiba di Changi sekitar pukul dua siang, terbengong2 (tapi ga pake mangap) melihat bandara yang bersih, berkarpet, beranggrek, dan berandai-andai, andai bandara Soetta sekeren ini, langsung ke rumah teman di daerah pasir panjang, mandi, dan selanjutnya, jalan. Rencana perjalanan sore sampai malam ini sih sudah ada (thanks to internet, yang berkat nya kami bisa browsing habis2an tentang tempat yang menarik untuk dilihat dan dikunjungi, ada apa saja di sana, bagaimana cara ke sana, tempat makan, belanja dan lain2, dan kami bisa memilih kemana tempat yang akan kami tuju tanpa harus tergantung pada travel agent, yang tentu saja pengalaman nya jadi lebih berkesan, karna benar2 berinteraksi dengan penduduk lokal, tau seperti apa pemikiran mereka tentang negara mereka, dan tentang Indonesia).
Target pertama, tentu saja Merlion dan Esplanade. People in the world say : Belum ke Singapore kalau belum ke Merlion.  Di sini lah kebingungan di mulai. Oke lah kami sudah punya info yang (menurut kami) cukup. Halte bus ada di seberang jalan, MRT tinggal jalan sekitar 5 menit. Ternyata kami terlupa pada nama2 halte bus atau MRT yang kmi tuju untuk sampai di sana. Untuk menghemat waktu, diputuskanlah naik taksi. Tujuan pertama : tempat makan sekitar Merlion ( mano ado..!! ) Secara, lapeer beraatt..!! Akan mengganas kalau kelaparan nih. Supir taksi, yang Cina, yang entah karna bahasa Inggris kami yang aneh, atau logat dia yang juga aneh, atau memang dia nya yg ga bisa bahasa Inggris, keliatan kesulitan berkomunikasi dengan kami, menyarankan untuk turun di Esplanade terlebih dahulu, dan makan di sana. Meskipun sudah di luar, saya sih, teteup, nyari nasi hehehe.  Bolak balik di lantai satu, liat2 tempat makan di situ, nyari makanan halal dan nasi, atau paling ngga noddle, yang ujung2nya kembali ke tempat makan di deket pintu masuk Esplanade, Kopi-O. Di sini lah TKP, dimana ketika saya pesan makan, di ajak ngomong Cina, yang meneketehe apa yang diomongin, yang dia nya tetep ngomong pake bahasa CIna, sekarang sambil cengar-cengir, meski sudah dibilang kalo saya tidak bisa ngomong Cina. Sempet mikir, nih orang naksir apa yaaa..!! hahaha… yang ada jadinya nyesel, coba duluu belajar bahasa Cina, cerita nya jadi ga gini kaaaannn… wkwkwkwk….
Perut terisi, menuju halaman belakang Esplanade, yang Subhanalloh, di suguhi pemandangan yang luar biasa. Marina Bay di seberang laut, Merlion di kejauhan, gedung-gedung tinggi  tapi serasi dengan matahari hampir terbenam di belakangnya, dan river cruise yang melintas.. wuuiihhh… What a romantic view.. Baru terasa kalau benar2 sudah di Singapore.. ga puas2 menikmati pemandangan ini.. Ini nih yang dibilang, menikmati liburan dengan bersantai, hanya duduk, lihat, dan nikmati saja. Bahkan orang pun bisa jogging di seputaran mall ini.. BIsa ditemukan tidak yaa, yang seperti ini, di Indonesia..??
Lanjut perjalanan ke Merlion, berjalan kaki, yang juga benar2 dinikmati, melewati Esplanade Bridge, jembatan khusus pedestrian.. Pedestrian memang dimanjakan di Singapore.  Salut untuk orang Singapore, meskipun kita foto2 dengan noraknya, ketawa2 ga jelas, gaya pun norak, tapi mereka rela berhenti sejenak menunggu kami selesai foto, baru jalan lagi, sambil senyum ramah lagi (bandingkan dengan kejadian di SMB II, orang dengan cueknya melintas di depan mata, meskipun tau sedang ada orng yang berpose.. hhmm..)
Sampai di Merlion, sesi pemotretan dimulai. Hanya sebagai bukti sih, kalau pernah menginjakkan kaki di sini hehehe. Sekitar jam 7 malam, yang keliatan masih terang, atau sama seperti pukul 6 di Indonesia, kami memutuskan untuk ke Sentosa Island. Naik taksi, yang anehnya, tidak tau Songs of the sea dimana. Untungnya, setelah tanya sana sini, sampai juga di TKP. Pesen tiket, menunggu pertunjukan ke 2 malam itu, sambil ngecengin bule (kayaknya  sih mahasiswa) yang jual kipas muter2 (kayak pedagang asongan, tapi ga jalan, berdiri di satu tempat).
Pertunjukannya benar2 tidak mengecewakan, bombastis. Pertunjukan terbuka, setting di pinggir pantai, berpasir, dengan rumah2 panggung di atas air, dengan tiang2 tinggi yang menyangga nya (yang kayak gini sih, di Indonesia juga banyak hehehe). Kemudian para pemain berlarian dari sisi kiri dan kanan, menyanyikan lagu rasa sayange. Lalu masing2 dari mereka menyanyikan lagu dari daerah asal mereka, Singapore, melayu, Cina, India, tentu saja dengan gaya dan tarian heboh dan asal mereka, tapi enak diliat, dan tidak kebanci2an. . Hanya Lee (baca :Li), pemeran utama, yang belum mengeluarkan suara emasnya, meski sudah dipancing temannya. Sekali nya dia nyanyi, muncul lah putri dari dalam laut yang (kalo ga salah terjemah dan nangkep sih, karna pertunjukkan nya in English) terkekang, dan Lee jatuh cinta pada nya.. Selanjutnya, bagaimana perjuangan Lee dan teman2 membebaskan sang putri, liaat sendiri aja yaa.. asli, seru bin lucu pertunjukannya. Permainan laser dan air pun keren banget..
Sisa malam itupun dihabiskan dengan perasaan puas…



Tidak ada komentar: