Epilog :
Seperti biasa, this is the telat story, udah
out of date euphoria nya..
Atau, this is the norak story.. dibilang
norak, karna toh, banyak orang yang melakukan perjalanan lebih jauh, lebih
sering, lebih seru, lebih fantastis, tapi ga se norak ini, pake ditulis dan
dipublikasikan.
Atau, boleh jadi, this is the ngampok bin langgok story, tapi jujur, ga ada niat.
Hanya ingin menceritakan pengalaman (yang menurut penulis, entah menurut
pembaca) spektakuler..
Dan bila suatu saat, cerita ini terlupa
dalam ingatan, dalam kenangan, masih ada cerita yang tersisa di sini…
Ok, lets begin the story… J
Hari pertama, seperti biasa, adalah hari
yang euphoria nya amat sangat terasa, full of energy, cant stop smiling and
laughing.. :D
Pesawat
tiba di Changi sekitar pukul dua siang, terbengong2 (tapi ga pake
mangap) melihat bandara yang bersih, berkarpet, beranggrek, dan berandai-andai,
andai bandara Soetta sekeren ini, langsung ke rumah teman di daerah pasir panjang,
mandi, dan selanjutnya, jalan. Rencana perjalanan sore sampai malam ini sih
sudah ada (thanks to internet, yang berkat nya kami bisa browsing habis2an
tentang tempat yang menarik untuk dilihat dan dikunjungi, ada apa saja di sana,
bagaimana cara ke sana, tempat makan, belanja dan lain2, dan kami bisa memilih
kemana tempat yang akan kami tuju tanpa harus tergantung pada travel agent,
yang tentu saja pengalaman nya jadi lebih berkesan, karna benar2 berinteraksi
dengan penduduk lokal, tau seperti apa pemikiran mereka tentang negara mereka,
dan tentang Indonesia).
Target pertama, tentu saja Merlion dan Esplanade.
People in the world say : Belum ke Singapore kalau belum ke Merlion. Di sini lah kebingungan di mulai. Oke lah kami
sudah punya info yang (menurut kami) cukup. Halte bus ada di seberang jalan,
MRT tinggal jalan sekitar 5 menit. Ternyata kami terlupa pada nama2 halte bus atau
MRT yang kmi tuju untuk sampai di sana. Untuk menghemat waktu, diputuskanlah
naik taksi. Tujuan pertama : tempat makan sekitar Merlion ( mano ado..!! ) Secara,
lapeer beraatt..!! Akan mengganas kalau kelaparan nih. Supir taksi, yang Cina,
yang entah karna bahasa Inggris kami yang aneh, atau logat dia yang juga aneh, atau
memang dia nya yg ga bisa bahasa Inggris, keliatan kesulitan berkomunikasi
dengan kami, menyarankan untuk turun di Esplanade terlebih dahulu, dan makan di
sana. Meskipun sudah di luar, saya sih, teteup, nyari nasi hehehe. Bolak balik di lantai satu, liat2 tempat
makan di situ, nyari makanan halal dan nasi, atau paling ngga noddle, yang
ujung2nya kembali ke tempat makan di deket pintu masuk Esplanade, Kopi-O. Di
sini lah TKP, dimana ketika saya pesan makan, di ajak ngomong Cina, yang
meneketehe apa yang diomongin, yang dia nya tetep ngomong pake bahasa CIna,
sekarang sambil cengar-cengir, meski sudah dibilang kalo saya tidak bisa
ngomong Cina. Sempet mikir, nih orang naksir apa yaaa..!! hahaha… yang ada
jadinya nyesel, coba duluu belajar bahasa Cina, cerita nya jadi ga gini
kaaaannn… wkwkwkwk….
Perut terisi, menuju halaman belakang
Esplanade, yang Subhanalloh, di suguhi pemandangan yang luar biasa. Marina Bay
di seberang laut, Merlion di kejauhan, gedung-gedung tinggi tapi serasi dengan matahari hampir terbenam
di belakangnya, dan river cruise yang melintas.. wuuiihhh… What a romantic
view.. Baru terasa kalau benar2 sudah di Singapore.. ga puas2 menikmati
pemandangan ini.. Ini nih yang dibilang, menikmati liburan dengan bersantai,
hanya duduk, lihat, dan nikmati saja. Bahkan orang pun bisa jogging di
seputaran mall ini.. BIsa ditemukan tidak yaa, yang seperti ini, di
Indonesia..??
Lanjut perjalanan ke Merlion, berjalan
kaki, yang juga benar2 dinikmati, melewati Esplanade Bridge, jembatan khusus
pedestrian.. Pedestrian memang dimanjakan di Singapore. Salut untuk orang Singapore, meskipun kita
foto2 dengan noraknya, ketawa2 ga jelas, gaya pun norak, tapi mereka rela
berhenti sejenak menunggu kami selesai foto, baru jalan lagi, sambil senyum
ramah lagi (bandingkan dengan kejadian di SMB II, orang dengan cueknya melintas
di depan mata, meskipun tau sedang ada orng yang berpose.. hhmm..)
Sampai di Merlion, sesi pemotretan dimulai.
Hanya sebagai bukti sih, kalau pernah menginjakkan kaki di sini hehehe. Sekitar
jam 7 malam, yang keliatan masih terang, atau sama seperti pukul 6 di
Indonesia, kami memutuskan untuk ke Sentosa Island. Naik taksi, yang anehnya,
tidak tau Songs of the sea dimana. Untungnya, setelah tanya sana sini, sampai
juga di TKP. Pesen tiket, menunggu pertunjukan ke 2 malam itu, sambil ngecengin
bule (kayaknya sih mahasiswa) yang jual
kipas muter2 (kayak pedagang asongan, tapi ga jalan, berdiri di satu tempat).
Pertunjukannya benar2 tidak mengecewakan,
bombastis. Pertunjukan terbuka, setting di pinggir pantai, berpasir, dengan
rumah2 panggung di atas air, dengan tiang2 tinggi yang menyangga nya (yang
kayak gini sih, di Indonesia juga banyak hehehe). Kemudian para pemain
berlarian dari sisi kiri dan kanan, menyanyikan lagu rasa sayange. Lalu masing2
dari mereka menyanyikan lagu dari daerah asal mereka, Singapore, melayu, Cina,
India, tentu saja dengan gaya dan tarian heboh dan asal mereka, tapi enak
diliat, dan tidak kebanci2an. . Hanya Lee (baca :Li), pemeran utama, yang belum
mengeluarkan suara emasnya, meski sudah dipancing temannya. Sekali nya dia
nyanyi, muncul lah putri dari dalam laut yang (kalo ga salah terjemah dan
nangkep sih, karna pertunjukkan nya in English) terkekang, dan Lee jatuh cinta
pada nya.. Selanjutnya, bagaimana perjuangan Lee dan teman2 membebaskan sang
putri, liaat sendiri aja yaa.. asli, seru bin lucu pertunjukannya. Permainan
laser dan air pun keren banget..
Sisa malam itupun dihabiskan dengan
perasaan puas…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar